BERITABARU214 - Orang-orang Kamboja disebut-sebut mengagumi Indonesia. Sudah lama puluhan tahun pemerintah negara itu ingin terkoneksi langsung ke Jakarta melalui udara.
Hal itu dijelaskan oleh Dubes Indonesia untuk Kamboja, Sudirman Haseng, Sabtu (22/6/2019) di Phnom Penh, Kamboja. Hal itulah yang membuatnya meyakinkan Citilink agar membuka penerbangan Jakarta-Phnom Penh.
"Bukan saja meyakinkan Citilink, kita lihat potensi yang sangat besar di mana kedua negara dan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, konon 20 tahun terakhir ingin koneksi langsung," jelas dia.
"Kebetulan tinggal Indonesia dan Brunei yang belum ada koneksi langsung antar ibu kota. Saya nilai keperluan yang sangat jelas," imbuh Sudirman.
Sudirman menilai dengan adanya penerbangan langsung akan mendorong peningkatan berbagai sektor. Hingga akhirmya masyarakat yang mudah untuk bertemu dengan bangsa lainnya.
"Kita percaya adanya konektivitas langsung akan mendorong peningkatan perdagangan, wisata, investasi hingga antar masyarakatnya. Jika berinteraksi terus menerus akan menemukan kecocokan untuk meningkatkan taraf ekonomi yang lebih baik," urai dia.
Sudirman menyebut bahwa Kamboja amat cocok bisnis di bidang investasi, properti dan terkait pariwisata. Selain berbasis pertanian, negara itu juga tengah berkembang di industri manufaktur juga konstruksi.
Kekaguman orang Kamboja ke Indonesia
Sudirman menyebut bahwa orang Kamboja memuji keharmonisan hidup antar etnis, agama, budaya di Indonesia. Mereka melihat kerukunan di tengah keberagaman masyarakat Nusantara.
"Hubungan Indonesia-Kamboja sudah ada dari Abad 8-9 lalu dan di masa Soekarno pun sama. Keberadaan Kamboja itu juga berkat Indonesia karena ikut meredam perang antar faksi yang ada. Itu yang mereka puji," kata Sudirman.
"Indonesia sangat berjasa mendamaikan Kamboja," imbuh dia.
Berapa banyak wisatawan Kamboja ke Indonesia?
Menurut data yang dia dapat, terjadi peningkatan wisatawan Kamboja ke Indonesia pada tahun lalu, yakni sebanyak 28 persen. Jumlahnya dari 5.000 ke 8.000 dan pergi ke Borobudur, Bali, Yogayakarta dan Jakarta.
"Itu memang dari segi jumlah kecil tapi relatif meningkat signifikan. Kecil peningkatannya karena belum ada konektivitas langsung. Dan dengan penerbangan Citilink ini bisa jadi ada peningkatan menjadi dua kali lipat," urai Sudirman.
Ia menjelaskan bahwa ada 6 jutaan turis mendatangi Kamboja atau lebih dari sepertiga jumlah penduduknya. Sistem digital promotion adalah strateginya.
Selain itu, Kamboja paham betul akan kekuatan promosi dari mulut ke mulut yang sudah datang ke wilayahnya. Dan Kamboja mampu memberi suatu suasana yang berbeda dari yang lain.
"Di sini mereka dapat rasa kenyamanan, keamanan dan kepastian, kemudahan. Karena orang nggak keganggu turis. Jalan kaki, tuk tuk becak berombongan. Nggak ada orang ganggu ke sini," jelas Sudirman.
"Di sini uang dolar AS laku di mana-mana," tambahnya.
Lebih lanjut, masih dari penjelasan Dubes Sudirman Haseng, Kamboja baru berkembang pesat 5 tahun terakhir. Perbedaannya pun amat kental, yakni dilihat dari fasilitas dan kelengkapan publik lainnya.
"Maka dari itu penerbangan itu akan meningkatkan turis. Kalau orang Indonesia ke sini nggak perlu dipromosikan karena akan datang ke sini dengan komunitasnya. Karena kita trennya malah ke luar negeri," pungkas dia.
0 Comments:
Posting Komentar