BERITABARU214 - ONE Championship berniat melakukan terobosan baru tahun ini dengan membawa seni bela diri campuran (MMA), menjadi salah satu olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade. Ini juga merupakan misi pribadi, Chatri Sityodtong, CEO dan Chairman ONE Championship.
Atlet-atlet MMA termasuk yang berasal dari Indonesia menyambut antusias rencana ini. Mereka mendambakan seni beladiri campuran yang tengah naik daun bisa tampil di multievent empat tahunan itu.
Menurut Priscilla “Thathie” Hertati Lumban Gaol, atlet wanita terbaik Indonesia, keberadaan MMA di ajang Olimpiade merupakan sebuah terobosan yang layak diperjuangkan.
"Rencana tersebut cukup mengejutkan,” ujarnya.
"MMA sangat mungkin diakui menjadi cabang olahraga Olimpiade, namun tantangannya adalah agar dapat mendapat dukungan dari berbagai pihak,” ujar wanita berdarah Batak itu.
Priscilla menyadari ada jalan panjang yang harus ditempuh sebelum akhirnya hal tersebut menjadi kenyataan. Ia pun berharap bahwa hal ini menjadi sebuah realisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena ia ingin mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut.
"Saya menyambut baik ide tersebut, dan apabila kesempatan itu datang, saya akan berusaha paling keras untuk meraih peluang tersebut,” kata Priscilla.
Ide membawa MMA ke ajang Olimpiade bukan hanya wacana. Bulan April lalu, ONE Championship menjalin kerjasama dengan Asosiasi Global MMA (GAMMA) demi membawa MMA ini ke ajang Olimpiade. Menurut Chatri, baik ONE maupun GAMMA memiliki etos dan nilai yang sama yang diusung oleh Olimpiade secara umum.
“Saya percaya bahwa ONE Championship dan GAMMA berbagi nilai-nilai dan visi yang sama yang diusung oleh Olimpiade, yakni integritas, kerendahan hati, kehormatan, respek, dan merayakan bagian terbaik dari diri kita sebagai manusia,” ungkap Chatri.
“Dan itulah mengapa saya yakin bahwa ONE Championship dan GAMMA adalah tim terbaik untuk membawa industri global MMA ke dalam Olimpiade,” katanya.
Penyesuaian Regulasi
Chatri memimpin langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan ini, dibantu oleh Presiden GAMMA Alex Engelhardt. "Bersama-sama, kami akan bekerja berdampingan untuk membawa disiplin mixed martial arts ke arena Olimpiade,” katanya.
Semangat yang sama dirasakan Anthony “The Archangel” Engelen, atlet Indonesia berdarah Belanda yang kini bertanding di divisi featherweight di ONE. Anthony, yang baru saja tampil di di Shanghai, China, dalam ajang bertajuk ONE: LEGENDARY QUEST menagatakan bahwa MMA memiliki peluang besar untuk dipertandingkan di ajang Olimpiade.
"Membawa MMA ke ajang Olimpiade tentu saja sebuah kemungkinan, meskipun saya tidak bisa memprediksi kapan kira-kira hal itu akan terwujud,” ujar Anthony.
"Hal ini akan menjadi daya tarik sendiri karena saat ini setiap negara memiliki atlet MMA terbaik yang dapat mewakili negaranya,” katanya. “Pertanyaannya adalah, apakah setiap negara akan mengirimkan atlet profesional terbaiknya?” beber Anthony.
Anthony juga berpendapat tentang adanya penyesuaian regulasi terkait MMA ketika olah raga itu telah diakui secara resmi di Olimpiade, karena sifatnya yang penuh kontak fisik.
“Saya berpikir tentang audiens. Bagaimana mereka melihat dua orang penuh luka bertanding di dalam arena,” ujarnya.
Tampil di PON
Sementara, Rudy “The Golden Boy” Agustian mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesarnya adalah memilih mereka yang berkompetensi dalam menjadikan ide ini menjadi sebuah kenyataan. Atlet asal Tangerang, Banten yang bernaung dibawah divisi flyweight ini mengatakan bahwa popularitas MMA akan membuat banyak pihak ingin terlibat.
“Kalo bisa MMA pun diadakan di PON, karena saat ini atlet-atlet MMA harus bertanding di cabang olahraga lain yang mungkin bukan dunianya, dan mereka harus beradaptasi lagi dengan aturan yang berbeda,” katanya.