
BERITABARU214 - Mohamad Nasir memaparkan capaiannya selama 5 tahun menjabat sebagai Menristekdikti. Dia menjabarkan capaiannya mulai dari peningkatan publikasi riset hingga motor listrik 'Gesits'.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu mulanya bercerita awal mula dipilih menjadi menteri Kabinet Kerja Jokowi. Nasir mengaku tak pernah terlintas untuk menjadi menteri.
"Saya ingin cerita sebagai menteri bukan cita-cita saya jadi menteri. Saya pada saat diangkat itu pikiran saya kan tetap menjadi rektor, tapi kinerja yang saya lakukan selama 5 tahun jadi menteri yang tidak pernah dibayangkan, kira-kira tercapai atau tidak?" ujar Nasir, di kantor Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (18/10/2019).

Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
Setelah terpilih, Nasir kemudian di hadapan persoalan untuk menggabungkan antara Kemenristek dengan Kemendikbud bidang pendidikan tinggi. Menurutnya, saat itu mayoritas masalah tertinggi ada di bidang pendidikan yakni perguruan tinggi.
"Masalah paling dominan sampai 60-70 persen ternyata ada di pendidikan tinggi. Berarti setelah pendidikan tinggi dipisah 60-70 persen itu masalahnya berarti penyebab utamanya yang akan menjadi kementerian ini akan jadi masalah," katanya.
"Bisa nggak itu kita perbaiki yang semua itu dari sumber masalah. Alhamdulillah bekerja satu tahun langsung meningkatkan reputasi di pendidikan tinggi dan ristek ini dari WDP menjadi WTP (wajar tanpa pengecualian) sampai sekarang," sambungnya.
Nasir juga menceritakan soal penataan sistem online pengurusan jabatan dosen menjadi rektor kepala atau guru besar yang menghabiskan waktu hingga dua tahun. Menurut Nasir, sistem online berdampak pada peningkatan jumlah guru besar yang semakin baik.
"Dalam kaitan ngurus ijazah bagi teman-teman kita yang sedang menyelesaikan pendidikan di luar negeri. Pulang harus mengurus ijazah ke Jakarta, habis duitnya ini. Dengan online melalui pelayanan satu pintu bisa online cepat sekali. Ini yang harus kita dorong, supaya ada perbaikan dalam penyelesaian masalah," katanya.
\
Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
Lebih jauh, Nasir mengatakan perbaikan sistem yang ada kemudian ditingkatkan ke tujuan riset yang harus dipublikasi. Menurutnya, publikasi riset bertujuan untuk meningkatkan daya saing.
Nasir kemudian menyebut soal daya saing Indonesia yang berada di nomor 4 di Asia Tenggara berdasarkan data tahun 2013. Posisi empat itu belum pernah beranjak naik lagi.
Kemudian di tahun 2018, disebutnya Indonesia sudah berada di nomor 1 di Asia Tenggara. Dia mengatakan baru di era Jokowi publikasi riset RI naik secara pesat.
"Ini adalah lompatan yg luar biasa. Malaysia mengatakan begini Wah Indonesia fantastis kenaikannya, kata Malaysia. Mereka sampai sekarang di bawah Indonesia. Dalam sejarah belum pernah sampai berapa presiden baru, di bawah Jokowi meningkat publikasi risetnya," terangnya.
Namun menurutnya peningkatan publikasi riset saja tidak cukup. Nasir menilai masalah inovasi dalam riset harus menjadi hak paten. Saat itu, jumlah paten juga bermasalah.
Baca juga: Menristekdikti: Jokowi Setuju 'Impor' Rektor, Diterapkan Mulai 2020
Hak paten di RI, kata Nasir terhitung rendah dengan angka 400-500 di mana pada tahun 2014 termasuk di bawah negara Singapura.
"Setelah diperbaiki alhamdulillah sekarang peningkatannya luar biasa, nomor 1. 2842 Indonesia, berikutnya Singapura, dan Malaysia, dan di bawahnya Thailand," ungkapnya.
Disinggug juga soal start up Indonesia yang jumlahnya pada tahun 2014 masih rencah. Tetapi kemudian tahun 2015 pertumbuhan start up mulai pesat, sehingga dua tahun ke depan mencapai ratusan start up lahir.
"Sekarang sudah di angka 1307 (start up)" jelasnya.
Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
Lebih lanjut, Nasir membeberkan capaiannya dalam hal pembuatan kendaraan dengan teknologi motor listrik. Motor listrik yang dinamai 'Gesits'
0 Comments:
Posting Komentar