
BERITABARU214 - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) tengah berupaya merealisasikan jaringan pelabuhan yang terintegrasi (integrated port network) atau yang dikenal dengan Trilogi Maritim. Ini sejalan dengan target operator pelabuhan Tanjung Priok ini menjadi trade facilitator pada tahun 2024.
Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya, menjelaskan konsep Trilogi Maritim, mencakup tiga pilar, yaitu standarisasi pelabuhan, aliansi pelayaran dan industri yang terakses baik dengan pelabuhan. Dalam hal standarisasi pelabuhan, perlu ada kualitas standar, baik fisik maupun teknologi yang digunakan.
"Ada aspek transformasi di 3 elemen yaitu pelabuhan, kawasan industri, dan kapal. Misalnya pelayaran dengan kapal-kapal besar yang bekerja sama satu sama lain, ada standarisasi infrastruktur antar pelabuhan, dan ada kawasan industri yang dekat dengan pelabuhan sehingga keluar masuk barang bisa lebih cepat," jelas Elvyn dalam keterangannya, Senin (10/6/2019).
Menurutnya, dengan mengubah bisnis menjadi trade facilitator yang tak cukup hanya menjadi operator pelabuhan, ongkos logistik di Indonesia bisa ditekan dengan sangat signifikan. Trade facilitator, dimulai dengan mengubah hampir seluruh layanan jadi serba digital, baik pelayanan di darat maupun laut.
Dalam perkembangannya, sambung Elvyn, IPC tengah menyiapkan platform digital laiknya agen travel online yang layanannya mencakup hampir semua yang terkait dengan jasa logistik. Semua pelaku usaha logistik bisa saling terhubung.
Dia mencontohkan, pemilik kontainer bisa memesan kargo kapal, lokasi terminal, sewa gudang, hingga memilih truk dari perusahaan logistik dalam satu platform digital. Diharapkan, implementasinya bisa menurunkan biaya logistik hingga 4,9% atau turun dari cost logistic saat ini yang mencapai 25%.
"Trade facilitator mendorong peningkatan perdagangan lebih optimal. Contohnya kita siapkan satu platform digital yang di dalamnya ada pelaku usaha pergudangan, pengguna jasa, importir eksportir, perusahaan logistik, dan semua pelaku usaha terkait, termasuk perizinan. Sehingga akan ada transparansi, akses lebih mudah, lebih murah, dan mempercepat akses keluar masuk barang di Indonesia," ujarnya.
"Seperti di travel agent online, cari pesawat, hotel, kereta api, dalam satu platform. Trade facilitator mewujudkan marketplace maritim hub. Di online, kita bisa pilih kapal yang mau ke Eropa atau AS, bisa pilih truk, pilih mau sewa gudang dimana," imbuhnya.
Lanjut Elvyn, sejumlah implementasi menjadikan IPC sebagai trade facilitator sudah dibereskan. Di Priok sendiri, kapal-kapal besar kini bisa bersandar dan mengangkut kontainer langsung ke tujuan akhir tanpa transit ke Singapura seperti Jepang, China, Eropa, dan Amerika. Kemudian, mendekatkan pelabuhan dengan kawasan industri.
"Ini yang saya maksud Trilogi Maritim yang terekseskusi lewat trade facilitator. Hitungan kita, target pemerintah menurunkan biaya logistik 4,9% di 2022 bisa tercapai. Di sisi laut distribusi barang dari laut ke darat lebih murah, karena keluar masuk cepat, pengusaha tak perlu lagi pakai gudang sehingga cost lebih murah, dan izin-izin kalau bisa diurus online dalam platform digital akan jauh lebih murah," terangnya.
Elvyn juga menyinggung kesiapan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi pelabuhan hub terbesar di Asia Tenggara. IPC saat ini telah membuka layanan pelayaran langsung atau direct call services ke Amerika, Eropa, Australia dan Intra Asia sehingga bisa memangkas biaya logistik hingga 20%.
"Selama ini ekspor barang ke AS banyak pakai kapal kecil ke Singapura. Dari kapal kecil dipindah ke kapal besar buat dikirim ke tujuan akhir, berarti ada double handling, ongkosnya dua kali. Kita sudah siapkan Priok jadi transhipment, barang-barang dari Semarang, Surabaya, dan kota lain kita bawa singgah ke Jakarta dulu tanpa lewat Singapura," tandasnya.
0 Comments:
Posting Komentar