
BERITABARU214 - Pendiri Demokrat Jabar Yan Rizal Usman menilai apabila Kongres Luar Biasa (KLB) digelar, akan menjadi preseden buruk bagi partai dan sistem demokrasi di Indonesia.
Dia mengaku tidak setuju dengan adanya wacara KLB, karena hanya akan merusak tradisi dan tatanan demokrasi.
"Jika SBY diganti dengan KLB, maka ini menjadi tradisi buruk dan merusak demokrasi yang sedang dibangun di tanah air. KLB akan berulang dengan KLB berikutnya, sangat buruk untuk PD dan nasib para kader ke depannya," kata Yan kepada wartawan, Jumat (14/6/2019).
Yan mendorong Demokrat sebagai partai terbuka bukan dinasti yang semakin menyulitkan untuk berkembang nantinya. Perlu adanya opsi-opsi pemimpin potensial yang dimajukan.
Menurutnya tokoh yang diperlukan saat ini tentunya punya integritas tinggi, egaliter dekat dengan rakyat dan mudah menerima seluruh kader di berbagai tingkatan.
"SBY tidak boleh dijatuhkan sebagai Ketua Umum, walaupun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang akan ditunjuk sebagai pengganti," tegas dia.
Disamping itu, soal Demokrat pasca Pilpres 2019, ia menilai selama ini partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut tidak mempunyai genetik untuk menjadi oposisi.
"Partai demokrat akan tetap berada menjadi partai tengah walaupun ada kadernya duduk di pemerintahan," ujar Yan.
Sebelumnya, isu soal KLB Partai Demokrat ramai dibicarakan menyusul konferensi pers senior partai yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), termasuk Max Sopacua. GMPPD menegaskan isu KLB itu hanyalah isapan jempol semata.
GMPPD meminta agar DPP bisa mencari jalan keluar agar partai pimpinan Ketum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut bisa bangkit kembali. Seperti diketahui Demokrat hanya memperoleh suara 7,7 persen dalam Pemilu 2019.
0 Comments:
Posting Komentar