BERITABARU214 - Kota Bandung kini memiliki ruang publik baru bernama 'Kafe Walungan'. Fasilitas publik tersebut berupa penataan aliran sungai di Babakan Irigasi, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar.
Saat detikcom mengunjungi ruang publik baru itu, Senin (23/12), terlihat puluhan anak dan beberapa orang tua sedang menikmati suasana di lokasi. Sebagian anak berenang sambil bercanda dengan yang lainnya.
Raut bahagia juga terpancar dari warga Babakan Irigasi yang kini bisa menikmati suasana berbeda di lingkungannya. Aliran air irigasi yang selama ini kotor dan berbau busuk, kini bersih hingga bisa dipakai berenang anak-anak.
'Kafe Walungan' sendiri lokasinya berada di samping Pasar Ulekan, membelah permukiman padat penduduk. Wali Kota Bandung Oded M Danial meresmikan secara langsung ruang publik tersebut pada, Sabtu (21/12/2019) lalu.
Salah seorang warga bernama Oheng (50) menyambut baik penataan yang dilakukan ini. Karena menurutnya selama ini aliran air di irigasi yang melintasi permukiman kotor dan kerap mengeluarkan bau tidak sedap.
"Dulu mah kotor terus bau, sekarang alhamdulillah (lebih baik)," kata Oheng di lokasi.
Dia juga menyebut, keberadaan ruang publik ini bisa bermanfaat khususnya bagi anak-anak di lingkungannya. Mereka memiliki ruang bermain yang lebih layak dibanding sebelumnya.
"Alhamdulillah barudak (anak-anak) bisa main di sini. Daripada lari-lari di jalan. Ya alhamdulillah," katanya.
Dia juga menjelaskan, aliran air yang kini jernih merupakan hasil penyaringan menggunakan biocord atau teknologi instalasi dari Jepang. Teknologi tersebut untuk mengubah air sungai kotor dan berbau agar lebih jernih.
Instalasi biorcord itu dipasang di bagian hulu sepanjang 15 meter. Kemudian air sungai yang jernih mengaliri area buatan sepanjang 42 meter terdiri dari kolam cetek setinggi betis orang dewasa.
"Jadi namanya itu itu biocord, teknologi dari Jepang. Itu seperti rumah mikroba, kena air ditambah udara aktif," katanya.
Untuk konsepnya, dia mengungkapkan, sengaja memberi nama 'Kafe Walungan' karena hal itu sedang digandrungi di masyarakat. Makan di atas aliran air dinilai memiliki sensansi lebih.
"Selama ini sungai kesannya kawasan kumuh. Kita ingin value bagus jadi tidak kumuh. Kafe itu jadi daya tarik," katanya.
Namun, kafe yang dimaksud bukan bentuk yang sesungguhnya. Lokasi tersebut bisa dimanfaatkan sebagai tempat nongkrong dan makan bagi warga sekitar dan lainnya.
"Jadi awalnya memang mau dibikin satu (seperti kafe). Tapi bingung nanti yang mengelola. Daripada ribut, jadi masyarakat yang belanja ke Pasar Ulekan bisa makan di situ (beli makan di luar makan di Kafe Walungan)," ucapnya.
Soal keberadaan sejumlah set kursi yang tidak ada, Didi menjelaskan, memang tidak dipasang. Pemasangan kursi itu akan dijadwal sesuai kebutuhan.
"Jadi mau ngobrol (diskusi) lagi dengan Pak Camat. Apa Sabtu, Minggu. Atau seperti apa. Karena ternyata banyak sekali anak-anak yang berenang," ucap Didi.
Dia menambahkan, penataan aliran irigasi di lokasi tersebut rencananya akan dilanjutkan tahun depan. Pihaknya juga telah menyiapkan anggaran Rp 200 juta untuk mengeksekusi rencana tersebut.
0 Comments:
Posting Komentar