
BERITABARU214 - Bareskrim Polri menangkap pelaku pencabulan terhadap anak lewat media sosial (grooming). Grooming terbilang sebagai modus baru yang kini dipakai oleh pelaku kejahatan terhadap anak. Lantas apa dan bagaimana grooming dipraktikkan?
Kasus terbaru dilakukan tersangka berinisial TR (25), yang merupakan narapidana di Surabaya. Dia menggunakan akun palsu untuk mendapatkan foto ataupun video korbannya.
\"Setelah komunikasi, tersangka memerintahkan kepada anak untuk melakukan kegiatan, untuk melakukan apa yang diperintahkan, apa yang diperintahkan, yaitu membuka pakaian. Kemudian, lebih dari itu, si anak disuruh menyentuh bagian intimnya,\" kata Wadirtipid Siber Bareskrim Polri Kombes Asep Safrudin di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2019).
Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan KPAI tentang adanya guru yang mengadu akun media sosialnya dipalsukan. Setelah melakukan penyelidikan, polisi mendapati akun guru tersebut dipalsukan tersangka.
Dalam aksinya, tersangka mengambil foto salah seorang guru di akun Instagram. Foto tersebut lalu digunakan untuk membuat akun baru yang mengatasnamakan guru tersebut.
Lewat akun palsu itu, tersangka meminta akun WhatsApp milik korban. Foto dan video cabul yang diminta tersangka lalu dikirim lewat WhatsApp.
Asep mengatakan grooming adalah tahapan dari modus operandi yang dilakukan pelaku setelah membuat akun palsu. Asep menjelaskan grooming adalah proses meyakinkan korban untuk segera mengirimkan gambar telanjang, alat kelamin, dan didokumentasikan melalui video via direct message (alias pesan privat di medsos atau DM) atau WhatsApp (WA).
\"Hasil penelusuran, lebih dari 1.300 dalam akun e-mail-nya tersangka ada 1.300 foto dan video, semua anak tanpa busana. Yang sudah teridentifikasi ada 50 anak dengan identitas berbeda,\" ungkapnya.
Apa itu Grooming?
Merujuk pada definisi lembaga internasional Masyarakat untuk Pencegahan Kekejaman terhadap Anak-anak atau National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), grooming merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka. Di banyak negara, grooming sudah marak menjadi modus kejahatan pelaku pelecehan seksual anak.
Siapa pun dalam hal ini bisa menjadi seorang groomer (pelaku grooming). Tak peduli berapa usianya atau apa jenis kelaminnya. Bahkan seorang groomer bisa muncul dari dalam lingkungan keluarga sendiri. Proses grooming ini bisa dilakukan dalam waktu singkat atau lama. Tergantung bagaimana seorang groomer menjalankan aksinya. Seorang groomer yang berhasil akan mampu membangun sosoknya tampak berwibawa di hadapan korbannya.
Jenis hubungan yang dibangun oleh seorang groomer bisa beragam. Bisa sebagai seorang kekasih, mentor, atau figur yang diidolakan oleh sang anak. Platform yang digunakan oleh seorang groomer juga bermacam-macam, mulai situs media sosial, e-mail, WhatsApp, atau chat forum.
Taktik Groomer dan Ciri-ciri Korbannya
Biasanya groomer punya beragam taktik ketika menjalankan aksinya. Mulai berpura-pura menjadi menjadi kawan sebaya, memberikan hadiah, mengajak jalan-jalan, memberi perhatian atau memberi nasihat. Namun modus groomer memang sulit disadari oleh korbannya. Ciri-ciri seorang anak yang terindikasi menjadi korban grooming bisa terlihat. Berikut ini ciri-cirinya:
1. Menjadi sangat tertutup
Mereka yang menjadi korban grooming biasanya menjadi sangat tertutup, bahkan untuk hal-hal yang biasanya lazim diketahui orang lain.
2. Punya pacar lebih tua
Biasanya mereka terindikasi memiliki pacar yang lebih tua.
3. Memiliki barang baru dan uang berlebih
Seorang anak yang menjadi korban grooming biasanya juga memiliki barang baru dan uang lebih. Biasanya ini merupakan hasil pemberian si groomer.
4. Mudah tertekan dan sensitif
Seorang anak korban grooming biasanya memiliki sifatnya yang agak berbeda. Mereka akan mudah tertekan dan menjadi sensitif.
Jika Anda melihat ciri-ciri ini pada anak Anda ataupun orang terdekat, segeralah mencari tahu lebih dalam terkait perubahan sang anak. Apabila terbukti si anak menjadi korban grooming, lekaslah melaporkannya ke polisi.
0 Comments:
Posting Komentar