:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2869363/original/096720200_1564590438-BATIK_CILACAP_3-Ridlo.jpg)
BERITABARU214 - Batik tak sekadar selembar kain, canting, dan hasrat berkesenian. Terselip filosofi, sejarah, hingga legenda dalam setiap batik khas di berbagai daerah, termasuk batik Cilacap.
Tiap daerah memiliki mitos dan legenda. Layaknya kawasan pesisir, legenda yang lahir di Cilacap tak lepas dari laut kidul, dan tentu saja, Pulau Nusakambangan.
Syahdan, pada suatu masa, Kadipaten Cilacap diancam oleh gempuran bajak laut dari negeri seberang. Bajak laut itu merusak, membakar, dan menjarah kekayaan penduduk pesisir.
Penguasa Mataram mengirimkan prajurit dan dipimpin empat perwira nan sakti, yakni Jaga Playa, Jaga Praya, Jaga Resmi, dan Jaga Laut. Mereka membangun benteng pertahanan di sekitar Pulau Nusakambangan.
Singkat cerita, pertempuran sengit itu dimenangkan oleh para prajurit Mataram. Kehebatan para penjaga Nusakambangan itu membuat perairan Cilacap aman, sentosa, dan mencapai kejayaan.
Para prajurit Mataram yang berhasil mengalahkan dan mengusir bajak laut itu tak lantas kembali ke pusat kerajaan Mataram. Mereka membangun perkampungan nan damai dan sejahtera. Mereka bermukim untuk menjaga perairan selatan Jawa dari Pulau Nusakambangan.
Legenda itu lantas ditorehkan oleh seniman-seniman batik Kutawaru, Cilacap Tengah, Cilacap. Goresan canting di kain-kain batik Cilacap mengabadikan cerita bagaimana para prajurit Mataram mengalahkan perompak di lautan, dengan motif laut.
Warna dasar kain yang sedikit gelap, antara hitam, cokelat, dan abu-abu menggambarkan masa konfrontasi dan pemulihan. Warna gelap itu kontras dengan warna motif batik yang menyembul tegas, dengan warna-warna kuat dan cerah.
0 Comments:
Posting Komentar