
BERITABARU214 - Ladang minyak milik Saudi Aramco di Arab Saudi mendapat serangan dari pesawat tak berawak pada Sabtu (14/9/2019). Imbas serangan tersebut memaksa Kerajaan Arab Saudi memangkas produksi minyaknya hingga 50% dari total produksi harian.
Kejadian ini pun dinilai dapat membuat harga minyak dunia meroket. Lantas apakah kejadian ini akan berimbas ke Indonesia?
VP Corporate Communication Fajriyah Usman mengatakan bisa saja terjadi kenaikan beban pokok Pertamina apabila minyak dunia meroket. Pasalnya, Pertamina masih melakukan impor minyak mentah.
\"Kalau misalnya harga minyak dunia naik signifikan, akan berdampak pada kenaikan beban pokok. Karena kita masih ada yang impor,\" kata wanita yang akrab disapa Ziah saat dihubungi lewat pesan singkat oleh detikcom, Minggu (15/9/2019).
Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
Namun Ziah menyatakan Pertamina sendiri kini mulai banyak menyerap crude alias minyak mentah domestik. Mulai dari yang diproduksi Pertamina sendiri maupun dari beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
\"Sementara dapat kami sampaikan bahwa dari sisi crude, Pertamina sudah semakin banyak mendapatkan crude dari domestik. Baik dari produksi sendiri maupun penyerapan KKKS dalam negeri,\" kata Ziah.
Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
Ziah pun menyatakan Pertamina bukan hanya menjual produk minyak jadi tapi juga di hulu alias minyak mentah. Jadi kalau menjual kembali minyak mentah, dan harga minyaknya naik maka pendapatan Pertamina pun naik.
\"Tapi Pertamina juga kan hulu dan hilir ya. Hulu juga ada minyak yang dari luar negeri kita jual langsung, kalo harga naik, juga pendapatan akan naik,\" kata Ziah.
Baca juga: POKER | CAPSA SUSUN | GAME ADU-Q | BANDAR POKER | SAKONG ONLINE | DOMINO
0 Comments:
Posting Komentar