
BERITABARU214 - Empat anggota parlemen Irak mengundurkan diri pada Minggu (27/10) waktu setempat di tengah maraknya aksi demo antipemerintah di negeri itu. Keempatnya mundur karena marah atas cara pemerintah merespons aksi-aksi protes massal yang terjadi.
Aksi-aksi demo antipemerintah telah marak di Irak selama beberapa pekan ini. Aparat keamanan Irak menggunakan peluru timah panas dan gas air mata terhadap para demonstran. Kekerasan yang terjadi selama aksi-aksi demo tersebut telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (28/10/2019), dua anggota parlemen dari partai Komunis, Raed Fahmy dan Haifa al-Amin menyatakan mundur dari posisi mereka di parlemen "sebagai dukungan atas gerakan rakyat yang damai."

"Kami mengundurkan diri karena aksi-aksi protes dan cara mereka ditekan," ujar Fahmy kepada AFP.
"Dalam 27 hari, parlemen tidak melakukan apapun: parlemen tidak bisa memintai pertanggungjawaban perdana menteri ataupun menteri dalam negeri atas laporan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan pasukan keamanan," imbuhnya.
Dalam statemennya, kedua anggota parlemen Irak itu juga menyerukan pemerintahan Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi untuk mundur dan digelarnya pemilihan awal di bawah sistem pemungutan suara yang baru.
Dua anggota parlemen lainnya, Taha al-Difai dan Muzahem al-Tamimi, juga mengundurkan diri di hari yang sama, Minggu (27/10) waktu setempat.
Parlemen Irak yang terdiri dari 329 anggota telah mengalami krisis sejak aksi-aksi protes terjadi pada 1 Oktober lalu. Beberapa kali sidang telah dibatalkan karena tidak mencapai kuorum.
0 Comments:
Posting Komentar