
BERITABARU214 - Dalam teks pidato Hari Guru 2019, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyoroti banyak masalah pendidikan, salah satunya kurikulum yang 'menghalangi petualangan'. Apakah kurikulum akan diganti lagi?
"Anda (guru -red) ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan," kata Nadiem dalam teks pidatonya.
Wakil Ketua Komisi X dari Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian, menjelaskan dalam lima tahun terakhir ini sekolah-sekolah diberi beban merealisasikan dua kurikulum yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurkikulum 2013 (K-13). Hingga saat ini, masih banyak sekolah yang sedang menyesuaikan diri dengan Kurikulum 2013 lantaran isi kurikulumnya juga karena keterbatasan teknologi informasi yang menjadi hambatan.
"Untuk memaksimalkan guru dalam konteks pendidikan, di samping penguatan kompetensi, hal yang harus dilakukan adalah kepastian kurikulum yang berkelanjutan, tentu kurikulum yang komprehensif menjawab kebutuhan pendidikan ke depan.
Terobosan perlu dilakukan dalam dunia pendidikan di Indonesia, khususnya menjadikan guru sebagai instrumen pendidikan yang determinan (sangat menentukan)," kata Hetifah kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).

Menurut Hetifah, saat ini perlu ada penyesuaian kurikulum. Nadiem perlu melakukan kebijakan itu terlepas dari kritik yang niscaya akan datang.
"Kalau menurut saya tetap perlu adanya penyesuaian kurikulum. Meskipun memang banyak kritik yang menganggap jangan lagi ganti-ganti kurikulum karena penerapannya memakan biaya banyak. Mungkin tidak mengubah, tapi lebih disesuaikan beberapa hal. Misal untuk pendidikan karakter, metode-metodenya diubah lebih ke learning by experience (belajar dari pengalaman), dan lainnya. Juga penambahan pendidikan Pancasila. Saya rasa Mas Nadiem nanti akan lebih banyak menyederhanakan dibanding menambah kerumitan," tutur Hetifah.
0 Comments:
Posting Komentar