BERITABARU214 - Sudah berpuluh tahun lamanya warga Desa Bagolo di Pangandaran tidak memelihara kerbau. Mereka kapok, karena kerbaunya selalu hilang. Konon, penyebabnya mistis.
Di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang Kabupaten Pangandaran Jawa Barat tidak ada populasi kerbau. Masyarakat setempat enggan memelihara ternak mamalia itu karena kerap raib tanpa jejak. Tak ada bangkainya, tak ada jejak pencurian.
"Silakan diperiksa, di desa kami tidak ada kerbau. Kalau sapi atau kambing, banyak," kata Kepala Desa Bagolo, Rahman Hidayat, Sabtu (14/12/2019) kemarin.
Padahal walau terletak di pesisir, area pesawahan di desa itu cukup luas. Jauh sebelum ada traktor, warga lebih memilih mencangkul sawahnya. Setelah ada traktor, bajak sawah menggunakan traktor.
Selidik punya selidik, rupanya hal itu berkaitan dengan keberadaan situs Kandang Munding yang terdapat di sebuah bukit, tak jauh dari pantai Karapyak. Merujuk kepada cerita masyarakat setempat, lokasi situs Kandang Munding itu boleh dikatakan sebagai kandang kerbau siluman.
"Menurut orangtua dulu, di lokasi itu sering terlihat kawanan kerbau. Namun setelah diikuti, mereka menghilang di situs tersebut," kata Rahman.
Kerbau-kerbau aheng itulah yang diyakini warga membawa kerbau peliharaan warga sehingga raib tanpa jejak. Kerbau peliharaan warga diajak ke alam mereka, kemudian menghilang.
Kepala Dusun Bagolo Kolot, Romli membenarkan hal itu. Namun sudah beberapa tahun terakhir tak ada lagi warga yang sempat melihat kawanan kerbau itu.
"Kalau sekarang, paling beberapa warga pernah mendengar suara klotok-klotok. Itu suara lonceng kayu yang sering dikalungkan ke kerbau," kata Romli.
Romli pun mengisahkan sekitar tahun 70-an, ada warga pendatang yang memelihara kerbau. Saat digembalakan di pinggir pantai. Kerbau itu spontan bergerak seperti ada yang menuntun ke arah situs Kandang Munding, lalu hilang tanpa jejak.
"Itu juga dulu berdasarkan cerita sesepuh kampung. Waktu itu saya juga masih remaja," kata Romli.
Sekitar tahun 90-an, ada lagi warga pendatang yang memelihara kerbau sepasang. Tak lama dipelihara kedua kerbau itu mati tanpa sebab.
"Kalau dulu hilang tanpa jejak, nah kalau sekarang-sekarang mati tanpa sebab. Sebelum mati juga ada yang aneh pada kerbau itu, sekujur kerbau dihinggapi nyamuk. Sampai badannya terlihat seperti diselimuti nyamuk. Nyamuk banyak luar biasa, tak lama mati," kata Romli.
Rangkaian kisah-kisah itulah yang pada akhirnya membuat warga Bagolo kapok memelihara kerbau. Ditemani Romli dan seorang perangkat desa, detikcom mencoba menyambangi situs Kandang Munding. Setelah menapaki perbukitan selama 20 menit tibalah di situs Kandang Munding.
Di lokasi situs itu, terdapat setidaknya 5 bongkahan batu besar, ukurannya kira-kira sebesar rumah type 36. Sehingga menciptakan lorong-lorong diantara bebatuan raksasa itu.
Sebelum masuk area, Romli sempat membakar sebatang rokok kemudian diselipkan di bebatuan. Entah apa maksudnya, Romli pun enggan menjelaskan.
Kesan angker kurang terasa saat memasuki lokasi itu. Kicauan riang burung, membuat suasana menjadi tenang dan adem. Hanya serangan nyamuk dan ancaman binatang melata yang justru membuat langkah jadi ekstra waspada.
Sementara itu Romli malah asyik berburu madu lebah yang bersarang di celah batu. Setumpuk sarang madu didapatnya, setelah berjibaku dengan kepungan lebah yang sarangnya terusik. Madu murni itu akhirnya jadi cemilan segar menemani perjalanan.
"Ya beginilah keadaannya
0 Comments:
Posting Komentar