Sosok Sutopo BNPB di Mata Kerabat, Tetangga dan Teman Sekolahnya
BERITABARU214 - Kematian Sutopo Purwo Nugroho meninggalkan duka, tak hanya bagi keluarga dan kerabat. Namun tetangga dan teman-temannya merasa kehilangan. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB itu memang dikenal orang yang pintar, bertanggungjawab dan serius.
"Beliau (Sutopo) itu saya kira orangnya bersahaja, orangnya bertanggungjawab banget, suka memperhatikan orang tuanya dan dia idealis," kata Ahmad Jatmiko (50), adik ipar Sutopo, di rumah duka, jalan Jambu, Kampung Surodadi RT 07 RW 09 Kelurahan Siswodipuran, Boyolali Kota Minggu (7/7/2019).
Menurut Jatmiko, Sutopo juga baik kepada para tetangga. Semua tetangga pun baik dan menghormati Sutopo.
"Dia (Sutopo) kalau pulang selalu bersilaturahmi ke tetangga-tetangga. Selalu main ke rumah tetangga, nggak pernah naik motor, tetapi jalan kaki. Kalau kemana-mana itu jalan kaki," kenang Jatmiko.
Dikemukakan dia, sakit kanker paru-paru yang diderita Sutopo dirasakan sekitar 1,5 tahun terakhir. Awalnya, hanya batuk-batuk. Namun karena dirasa sudah mengganggu, kemudian diperiksakan ke rumah sakit.
"Divonis kanker paru-paru stadium 4. Padahal dia tidak merokok sama sekali," katanya.
Sedangkan tetangga dekatnya, Parno, menyebutkan Sutopo memang orang yang baik. Kepada para tetangga selalu bersikap baik. Ketika mendapat kabar Sutopo meninggal dunia, warga langsung berdatangan ke rumah orang tuanya.
"Setelah mendapat kepastian akan dimakamkan di Boyolali, warga kemudian bergotong-royong menggali liang lahad," kata Parno, sembari berkaca-kaca matanya ditemui di sela-sela menggali liang lahat.
Hal yang sama dikemukakan teman SMP Sutopo di Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo. Menurut Kurniawan yang kini menjabat Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali itu, Sutopo merupakan anak yang cerdas.
"Pak Topo (Sutopo), teman saya sejak SMP (SMPN 1 Boyolali). Orang yang cerdas, smart dan selalu bergerak dinamis," kata Kurniawan, ditemui di rumah duka.
Menurut Yoyok, sapaan akrabnya, Sutopo memiliki kinerja yang sangat bagus, pintar dan mumpuni bekerja di BNPB. Dia mengaku sering berkomunikasi dengan Sutopo, membicarakan tentang penanggulangan bencana di daerah-daerah, khususnya Boyolali.
Pengalaman sebagai teman satu bangku di SMP, Yoyok mengatakan, sosok Sutopo merupakan orang yang serius dan selalu merampungkan pekerjaannya.
"Beliau serius dan selalu merampungkan pekerjaan dan membantu saya dalam pekerjaan di sekolah. Memang cerdas dari kecil. Di kelas selalu serius, saya ajak bercanda memang satu dua," imbuh dia.
Ditambahkan dia, Sutopo juga dikenal dekat dengan para relawan. Sangat cepat dalam penyampaian informasi kebencanaan dan akurat.
"Belum pernah salah informasi. Infonya sebagai acuan saya dalam bekerja di wilayah Boyolali," kata Yoyok.
Yoyok mengaku berkomunikasi terakhir dengan Sutopo beberapa hari setelah menjalani perawatan di Ghuangzou, Cina. Dalam komunikasi melalu pesan Whatsaap itu, Sutopo mengabarkan tentang penyakitnya.
"Menyampaikan bahwa benjolan di belakangnya sudah hilang. Itu kontak terakhir dengan beliau komunikasi lewat WA," pungkas Yoyok.
0 Comments:
Posting Komentar