BERITABARU214 - Di Denmark, ada sebuah mercusuar bersejarah yang usianya 120 tahun. Tapi sayang mercusuar ini terancam runtuh karena abrasi. Proses pemindahan pun dilakukan.
Rubjerg Knude Lighthouse, begitulah nama mercusuar bersejarah yang ada di Jutland, Denmark ini. Usia mercusuar Rubjerg Knude ini sudah mencapai 120 tahun, karena mercusuar ini dibangun pada tahun 1900.
Saat pertama kali dibangun, mercusuar ini berjarak sekitar 200 meter dari bibir pantai. Namun sekarang, karena abrasi yang cukup parah, jarak mercusuar dari pantai kini hanya tinggal 6 meteran saja.
Apalagi mercusuar tersebut berdiri di tepi tebing dengan ketinggian 60 meter yang kapan saja bisa roboh. Usaha penyelamatan pun dilakukan agar mercusuar ikonik ini tetap tegak berdiri dan tidak runtuh diterjang ombak.

Dikumpulkan detikTravel dari beberapa sumber, Pemerintah Denmark sangat serius terkait pemindahan mercusuar bersejarah tersebut. Mereka bahkan membuat sebuah rel khusus guna memindahkan bangunan mercusuar seberat 1.000 ton tersebut.
Bangunan mercusuar dijepit dengan baja yang dihubungkan ke roda penggerak khusus. Roda ini bergerak di atas rel yang didesain untuk melintas pasir pantai. Roda tersebut bergerak dengan kecepatan 7,9 meter per jam.
Rencananya mercusuar ikonik ini akan dipindahkan sejauh 80 meter dari posisi awalnya. Itu berarti dibutuhkan waktu sekitar 10 jam hingga mercusuar berhasil dipidahkan seluruhnya.

Menteri Lingkungan Hidup Denmark, Lea Wermelin menyebut mercusuar Rubjerg Knude ini sebagai 'National Treasure' alias harta berharga bangsa Denmark yang harus diselamatkan. Dalam setahun, tak kurang 250 ribu wisatawan berkunjung ke destinasi wisata ikonik ini.
Tidak tanggung-tanggung, dana sebesar 5 Juta Kroner (sekitar Rp 10,4 miliar) pun digelontorkan oleh pemerintah Denmark untuk usaha penyelamatan tersebut.
Meski mercusuar ini sudah berhenti beroperasi sejak tahun 1968, dan sudah difungsikan sebagai museum, tetapi orang Denmark sangat menghargai bangunan bersejarah mereka dan rela melakukan apapun untuk mempertahankannya.
Bisakah hal yang sama ditiru di Indonesia?

0 Comments:
Posting Komentar