
BERITABARU214 - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman selesai diperiksa polisi terkait kasus penganiayaan Ninoy Karundeng. Munarman menegaskan tidak mengetahui mengenai peristiwa penganiayaan tersebut.
"(Pemeriksaan) intinya tentang apakah saya mengetahui peristiwa di Masjid Al-Falah saya bilang saya tidak mengetahui peristiwa itu," kata Munarman di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Munarman menyebut tidak berada di lokasi kejadian saat penculikan dan penganiayaan Ninoy itu berlangsung. Dia menyatakan pihak Masjid Al-Falah, yakni tersangka Supriyadi, sempat berkoordinasi dengan dirinya terkait CCTV itu.
"Jadi terkait klarifikasi soal ada konsultasi hukum dari salah satu tersangka kebetulan DKM Masjid Al-Falah kepada saya selaku orang yang berprofesi di dunia hukum, selaku advokat," kata Munarman.
"Jadi dia berkonsultasi mengenai kepengurusan, katakanlah Masjid Al-Falah, yang pada tanggal 30 malam itu ada peristiwa di Masjid Al Falah saya nggak tahu peristiwanya apa ya," sambungnya.
Konsultasi yang dilakukan oleh Supriyadi disebutnya dilakukan pada 2 Oktober, tepatnya 2 hari setelah insiden Ninoy berlangsung. Dia meminta melihat isi rekaman kamera CCTV itu untuk menganalisis, namun ia mengaku belum sempat melihatnya hingga saat ini.
"Tanggal 2 konsultasinya salah satu tersangka. Jadi 2 hari setelah peristiwa di Masjid Al-Falah," jelas Munarman.
Diketahui, hari ini polisi memeriksa Munarman karena diduga ikut terlibat dalam kasus penculikan disertai penganiayaan kepada Ninoy Karundeng. Polisi mengatakan Munarman berperan memerintahkan pengurus Masjid Al-Falah, Supriyadi, untuk menghapus rekaman CCTV di masjid tersebut.
Dalam kasus Ninoy, polisi telah menetapkan 13 tersangka. Mereka adalah AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, R, F, serta Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar. Mereka memiliki peran yang berbeda-beda.
0 Comments:
Posting Komentar