BERITABARU214 - Naskah Proklamasi yang asli sudah berumur 74 tahun. Inilah harta karun dokumen negara. karena nilai sejarahnya. Cara merawatnya tidak boleh sembarangan.
Tim detikcom diizinkan meliput secara eksklusif naskah asli Proklamasi beberapa waktu lalu. Bukan di Istana Negara, museum atau tempat lainnya, adalah Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) yang berlokasi di Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan tempatnya.
Semua arsip negara yang penting akan melalui proses perawatan sebelum disimpan dalam depo atau ruang penyimpanan. Tak terkecuali Naskah Proklamasi asli yang berbentuk kertas atau disebut Proklamasi Klad.
Ada tahapan pra-restorasi untuk menentukan metode pengawetan dari sebuah arsip. Jadi, sebelum arsip Proklamasi masuk ke ruang khusus akan melalui ruangan restorasi.
\"Arsip Proklamasi asli sudah kita lapisi, namanya enkapsulasi. Seperti laminating, tapi bahannya berbeda dan metodenya juga berbeda,\" jelas Direktur Preservasi ANRI Kandar.
Setelah melalui proses pelapisan, arsip akan dibawa ke ruangan yang sudah diatur suhu dan kelembapannya. Tentunya proses pelapisan ini tak akan merusak naskah yang sangat berharga itu.
\"Iya untuk suhu ada di kisaran 18-20 (derajat Celcius) untuk arsip kertas ini standar daerah tropis. Kelembapannya 55+5 bolehlah. Kalau berubah drastis dan naik turun akan merusak kondisi arsip,\" jelas Kandar.
\"Jadi kalau terlalu tinggi asam atau basahnya juga nggak bagus juga. Ini untuk pengawetan kertas,\" tambah Kandar.
Jika hal di atas tidak dilakukan maka kita sekarang tak memiliki bukti sejarah tentang kemerdekaan Indonesia. Karena bernilai tinggi, maka keawetannya pun diupayakan semaksimal mungkin meski naskah ini pernah dibuang oleh penulisnya.
\"Ini mempengaruhi keawetan dari teks yang aslinya. Aslinya seperti ini tulisan tangan Bung Karno asli. Dan, ini nilai keramatnya sangat tinggi, ya dari secarik kertas ini dibuktikan diakui secara internasional,\" kata dia.
\"Dulu teks Proklamasi pernah diremas dan dibuang ke tempat sampah. Ini memang dulu di antara para penyusun ada wartawan namanya BM Diah, nah setelah ini disepakati untuk menulis ini kesepakatannya luar biasa antara Sukarno, Soebardjo tokoh-tokoh pemuda yang cukup radikal dengan Bung Karno dan Hatta,\" tambah Kandar.
Kejadian pembuangan naskah Proklamasi asli dikarenakan sudah disalin melalui ketikan oleh Sayuti Melik. Namun, BM Diah, seorang wartawan yang menyadari itu, kemudian menyimpannya lalu diserahkan ke Presiden Soeharto setelah berpuluh-puluh tahun.
\"Setelah sepakat luar biasa, Sayuti Melik mengetik teks Proklamasi, setelah diketik ceritanya ini dibuang ke tempat sampah. Karena BM Diah ini kan wartawan dan diselamatkan lalu disimpan di rumahnya di Jakarta. Lalu diserahkan ke Presiden Soeharto pada 29 Mei 1992,\" pungkas dia.
Barang yang telah dibuang kini sangat dijaga keberadaannya. Kita, sebagai penerus bangsa juga harus menghargainya.
Naskah Proklamasi bukanlah emas atau berlian, namun ia adalah harta karun dokumen bangsa. Setiap guratan kata-katanya adalah tekad, tekad dari setiap anak bangsa, yang menepikan perbedaan suku dan agama, memilih satu identitas baru bernama \'Bangsa Indonesia\' dan lalu berjuang untuk mewujudkannya merdeka.
Malam itu, 16 Agustus 1945 hingga 17 Agustus 1945 dini hari selesailah sudah Naskah Proklamasi. Umurnya setua republik ini yang akan berulang tahun ke-74. Dengan upaya pengawetan yang luar biasa, Naskah Proklamasi bisa ikut mengarungi zaman sampai terus ke masa depan Indonesia.
0 Comments:
Posting Komentar