
BERITABARU214 - Subaru menurunkan target pendapatannya setelah terkena dampak bencana angin topan yang disertai banjir pada pabriknya di Gunma, Jepang bulan lalu. Merek mobil itu melakukan revisi pada targetnya menjadi USD 2 miliar yang sebelumnya ditetapkan pada USD 2,3 miliar.
Pergerakan nilai tukar menggerogoti penjualan Subaru karena mobil yang diekspor dari Jepang menjadi lebih mahal sehingga pendapatan di pasar luar negerinya harus dipangkas. Amerika Serikat merupakan pasar terbesar Subaru dengan kontribusi mencapai 60 persen.

Badai topan bulan Oktober lalu memaksa Subaru menyetop proses produksinya. Selama pabrik itu tidak beroperasi, Subaru mengalkulasikan bahwa mereka kehilangan kesempatan membuat 11 ribu kendaraan. Pabrik Subaru di Jepang memiliki kapasitas produksi sebanyak 2.500 unit dalam sehari.
"Kami telah memulai kembali produksi tapi kami belum dapat kembali ke kapasitas sepenuhnya dalam waktu dekat," kata CEO Subaru, Tomomi Nakamura.
Nakamura menekankan bahwa masalah produksi itu berasal dari penyuplai komponen perakitan mobil. Akibat badai topan itu sejumlah penyuplai dinyatakan kebanjiran sehingga beberapa komponen tertunda pengirimannya bahkan beberapa tak layak produksi.
"Beberapa penyuplai komponen pabrik kami benar-benar terendam," ungkap Nakamura.
Dalam laporan pendapatannya Subaru mengalami peningkatan penjualan sebesar 20 persen di paruh pertama tahun fiskal jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di periode yang sama. Hasil tersebut didorong oleh besarnya permintaan Forester di pasar Amerika Serikat.
0 Comments:
Posting Komentar